Sepanjang Juni 2022 ini, Bibit Weekly membahas pergerakan market dan investasi reksa dana yang up and down sampai cara menghadapinya. Biar kamu nggak lupa dan makin mantap dengan perjalanan investasimu, yuk kita rangkum apa saja yang sudah kita pelajari sebulan terakhir!
Kata Kunci : Market dan Investasi
Week 1: Kondisi Market Apa yang Mempengaruhi Harga Reksa Dana?
Di minggu pertama, kita sempat flashback berbagai peristiwa yang terjadi dari awal hingga pertengahan 2022 ini. Mulai dari pecahnya perang Rusia-Ukraina, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat menyentuh all-time high, sampai The Fed Amerika Serikat yang menaikkan suku bunga dan menyebabkan koreksi harga yang cukup signifikan.
Dari cerita ini, kita belajar ada berbagai faktor yang mempengaruhi pergerakan market, antara lain:
- Kondisi Perekonomian: contohnya, walaupun tak separah negara lain, Indonesia juga mengalami tekanan inflasi atau kenaikan harga.
- Berita Ekonomi Makro dan Mikro: contohnya, pemberitaan tentang Bank Sentral AS The Fed yang menaikkan suku bunga acuan dan menjadi kenaikan tertinggi dalam 22 tahun terakhir.
- Kondisi Politik dan Keamanan Negara: contohnya, peperangan yang terjadi di Rusia & Ukraina
Week 2: Apakah Pergerakan Market dan Investasi Berpengaruh ke Reksa Dana? Cek Faktanya Yuk!
Setelah paham faktor yang mempengaruhi market, di minggu kedua kita belajar bagaimana kondisi tersebut juga membuat reksa dana terdampak. Ternyata, Reksa Dana Obligasi (RDO) dan Reksa Dana Saham (RDS) menjadi reksa dana yang paling terdampak. Penjelasannya sebagai berikut:
- Reksa Dana Pasar Uang: RDPU berisi instrumen pasar uang seperti deposito dan obligasi yang jatuh tempo kurang dari 1 tahun, sehingga pergerakannya cenderung stabil meningkat dan tidak terlalu terpengaruh dengan naik-turun market.
- Reksa Dana Obligasi: Pergerakannya tercermin dari grafik pergerakan harga obligasi, seperti Indeks Obligasi Indonesia (ICBI). Obligasi memiliki risiko pasar dan risiko suku bunga, di mana ketika suku bunga dan inflasi naik, maka harga obligasi akan turun.
- Reksa Dana Saham: Pergerakan RDS sangat terpengaruh dengan fluktuasi pasar saham. Seperti yang diketahui pada Mei 2022, IHSG sempat mengalami koreksi yang cukup dalam karena ada sentimen market saat The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga dan inflasi yang terjadi secara global.
Catatan: Perlu dipahami bahwa koreksi harga pada pasar merupakan hal yang wajar. Selain itu, jika kamu perhatikan pergerakan IHSG maupun Indeks Obligasi dalam periode waktu yang lebih lama (misalnya dalam 5 tahun terakhir)*, maka sebenarnya terlihat bahwa pergerakan pasar menunjukkan kenaikan dalam jangka waktu panjang. Jadi pada dasarnya, RDO dan RDS lebih sesuai untuk investasi jangka waktu menengah hingga panjang (3-5 tahun lebih).
*Disclaimer On: Kinerja berdasarkan data masa lalu, tidak menjamin kinerja di masa depan.
Belajar, Belajar, dan Belajar
Di tengah kondisi pasar yang naik turun, ini saatnya kamu mempelajarinya apa yang sedang terjadi. Memahami kondisi ini, bisa membuat kamu lebih tenang dan nggak bikin kamu gampang panik.
Saat ini, gampang banget cari sumber informasi tentang investasi untuk dipelajari. Nggak hanya dari buku, kamu bisa membaca artikel tentang investasi di blog Bibit melalui gadget, dengerin podcast soal investasi, sampai join kelas yang diadakan oleh Bibit Academy. Tema kelasnya juga beragam, tinggal pilih yang sesuai dengan kebutuhan kamu.
Week 3: Yang Bisa Dilakukan Saat Reksa Dana Naik-Turun
Supaya kamu bisa tetap tenang alias nggak panik saat melihat naik-turunnya market dan investasi, performa reksa dana, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan nih!
Lakukan Review: Coba evaluasi portofolio kamu, bisa dimulai dengan jangka waktu tujuan keuangan dan jenis reksa dana yang kamu pilih.
Temukan Instrumen Investasi Sesuai Profil Risiko: Jika kamu adalah investor dengan profil risiko agresif dan lebih banyak berinvestasi di RDS, namun merasa was-was dengan market yang fluktuatif, untuk sementara bisa mengalihkan investasi ke instrumen yang lebih rendah risiko. Contohnya RDPU atau Surat Berharga Negara (SBN).
Dollar Cost Averaging (DCA): Strategi DCA alias nabung rutin bertujuan untuk mendapatkan harga beli rata-rata di tengah naik-turunnya pergerakan reksa dana, sehingga potensi imbal hasilnya bisa lebih optimal.
Terus Belajar: Carilah berbagai sumber pembelajaran di berbagai platform, seperti podcast, artikel blog, hingga kelas dari Bibit Academy supaya makin paham dan tenang saat berinvestasi.
Jangan Sering Cek Portofolio: Terlalu sering mengecek portofolio malah bisa bikin kamu jadi resah dan susah fokus. Cobalah cek portofolio secara berkala, misalnya per 3 atau 6 bulan.
Key Takeaways:
Ada banyak faktor yang mempengaruhi naik-turunnya pergerakan market dan investasimu yang tidak pernah bisa diprediksi. Jadi tetaplah fokus dengan tujuan keuanganmu, jenis reksa dana yang dipilih, dan sesuaikan dengan profil risikomu! Jangan lupa juga untuk terus memperdalam pengetahuan investasi sehingga kamu tetap bisa beradaptasi dan nggak panik di tengah pasar yang fluktuatif.
Semoga setelah membaca Bibit Weekly edisi bulan ini, kamu semakin paham dan percaya diri dalam perjalanan investasimu ya! Teruslah konsisten berinvestasi untuk mewujudkan impianmu
Kode Referral Bibit
Setelah membaca artikel diatas, buat kamu yang belum berinvestasi di bibit, yuk mulai berinvestasi. Salin kode berikut : bibitidref dan dapatkan cashback reksa dana dari Bibit senilai Rp. 25,000.